Daftar Blog Saya

Rabu, 13 April 2011

MENGGANTI BALUTAN BASAH KERING
By THE BANG


1. Pengertian
Balutan basah kering adalah tindakan pilihan untuk luka yang memerlukan debridemen.
2. Indikasi
Luka bersih terkontaminasi dan luka infeksi yang memerlukan debridemen.
3. Tujuan
a. Membersihkan luka terinfeksi dan nekrotik
b. Mengabsorbsi semua eksudat dan debris luka
c. Membantu menarik kelembaban dari luka ke dalam balutan.
4. Persiapan Alat :
a. Set balutan steril dalam bak instrumen steril :
1) Sarung tangan steril
2) Guting dan pinset steril (2 anatomis dan 1 sirurgis)
3) Depress
4) Lidi waten
5) Balutan kasa dan kasa steril
6) Kom untuk larutan antiseptik atau pembersih
7) Salep antiseptik (tidak menjadi keharusan)
b. Larutan pembersih yang diresepkan oleh dokter
c. Normal salin
d. Sarung tangan sekali pakai
e. Plester, pengikat, atau perban sesuai kebutuhan
f. Kantung tahan air untuk sampah atau bengkok (1 berisi lisol, 1 kosong)
g. Selimut mandi
h. Aseton/bensin (tidak menjadi keharusan)
i. Bantalan tahan air/perlak pengalas
j. Gunting perban
5. Prosedur palaksanaan
a. Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan langkah-langkah perawatan luka. Menghilangkan ansietas klien dan meningkatkan pemahaman proses penyembuhan
b. Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur(jangan membuka perlatan). Mencegah kesempatan merusak teknik steril dengan kelalaian tak disengaja pada peralatan yang di perlukan.
c. Ambil kantung sekali pakai dan buat balutan diatasnya. Letakkan kantung dalam jangkauan area kerja anda/letakkan bengkok didekat pasien. Mencegah kontaminasi tak disengaja pada bagian atas luar permukaan kantung. Jangan menyebrangi area steril untuk membuang balutan kotor.
d. Tutup ruangan atau tirai di sekitar tampat tidur. Tutup semua jendela yang terbuka. Memberikan klien privasi dan mengurangi udara yang dapat mentransmisikan mikroorganisme.
e. Bantu pasien pada posisi nyaman dan selimut madi pasien hanya untuk memaparkan temapt luka. Intruksikan pasien untuk tidak menyentuh area luka atau peralatan steril. Gerakan tiba-tiba dari klien selama penggantian balutan dapat menyebabkan kontaminasi luka atau peralatan. Penutupan memberikan jalan masuk pada luka dan meminimalkan pemaparan yang tidak perlu.
f. Cuci tangan secara menyeluruh. Menghilangkan mikroorganisme yang tinggal di permukaan kulit dan mengurangi transmisi patogen pada jaringan yang terpapar.
g. Letakkan bantalan tahan air di bawah klien/perlak pengalas. Mencegah mengotori linen tempat tidur.
h. Kenakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan atau perban. Sarung tangan mencegah transmisi organisme infeksius dari balutan dari balutan kotor tangan pada anda.
i. Lepaskan plester dengan melaskan ujungnya dan menarik secara perlahan, sejajar dengan kulit dan kearah balutan (bila masih terdapat sisa perekat dikulit, dapat dihilangkan dengan aseton/bensin). Mengurangi tegangan pada jahitan atau tepi luka.
j. Dengan tangan yang telah menggunakan sarung tangan atau pinset, angkat balutan, permukaan bawah balutan yang kotor jauhkan dari penglihatan klien.
Catatan : bila terpasang drain, lepaskan satu lapis setiap kali. Penampilan balutan dapat menganggu klien secara emosional. Pengambilan balutan dengan hati-hati mencegah penarikan drain secara tidak sengaja.
k. Bila balutan merekat pada jaringan dibawahnya, jangan dibasahi. Perlahan bebaskan balutan dari eksudat yang mongering. Ingatkan klien tentang penarikan dan ketidaknyamanan. Pembalutan basah dan kering dibuat untuk luka bersih terkontaminasi atau luka terinfeksi dengan debridemen jaringan nekrotik dan eksudat.
l. Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan. Menghilangkan pikiran kehilangan drainase dan pengkajian kondisi luka.
m. Buang balutan kotor pada wadah yang telah di sediakan, hidari kontaminasi permukaan luar wadah. Lepaskan sarung tangan sekali pakai dengan menarik bagian dalam keluar. Buang pada tempat yang telah disediakan Mengurangi transmisi mikroorganisme ke orang lain.
n. Siapkan peralatan balutan steril. Tuangkan larutan yang diresapkan ke dalam kom steril dan tambahkan kasa berlubang kecil. Lapiskan kasa yang bersentuhan dengan luka harus terbasahi secara menyeluruh untuk meningkatkan kemampuan absorbsi balutan.
o. Kenakan sarung tangan. Memungkinkan anda memegang balutan steril, instrumen, dan larutan tanpa mengkontaminasi dengan mikroorganisme.
p. Inspeksi luka. Perhatikanlah kondisinya, letak drain, integritas jahitan atau penutupan kulit, dan krakteristik drainase. (palpasi luka, bila perlu, dengan bagian non dominan anda yang tidak akan menyentuh peralatan steril). Menentukan status penyembuhan luka. (kontak dengan permukaan kulit atau drainase mengkontaminasi sarung tangan).
q. Bersihkan luka dengan larutan antiseptik atau larutan normal salin. Pegang kasa yang telah dibasahi dengan larutan menggunakan pinset. Gunakan satu kasa untuk setiap tekanan pembersihan. Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi ke area yang paling terkontaminasi. Bergerak dalam tekanan progresif menjauh dari garis insisi ataupun tepi luka. Penggunaan pinset mencegah terjadinya kontaminasi jari anda yang menggunakan sarung tangan. Arah pembersihan mencegah introduksi organisme ke dalam luka.
r. Pasang kasa yang basah tepat pada permukaan luka. Bila luka dalam dengan perlahan buat kasa seperti kemasan dengan menekuk tepi kasa dengan pinset. Secara perlahan masukkan kasa ke dalam luka sehingga semua permukaan luka kontak dengan kasa basah. Kasa basah mengabsorbsi drainase dan melekat pada debris. Pemasangan kasa sehingga secara merata didistribusikan pada permukaan luka.
s. Pasang kasa steril kering diatas kasa basah. Lapisan kering bekerja sebagai lapisan absorben untuk menarik kelembaban dari permukaan luka.
t. Tutup dengan kasa, asang lester di atas bantalan atau amankan dengan, perban, atau pengikat. Kasa atau bantalan melindungi luka dari masuknya mikroorganisme. Memberikan penyangga pada luka dan menjamin penutupan luka dengan sempurna untuk meminimalkan pemajanan terhadap mikroorganisme. Meningkatkan perasaan sejahtera klien
u. Bantu klien pada posisi nyaman. Meningkatkan transmisi mikroorganisme.
v. Cuci tangan
Mengurangi transmisi mikroorganisme
w. Catat pada catatan perawatan dari observasi luka, balutan drainase, dan respon klien. Dokumentasi akurat dan tepat waktu memberitahukan personil adanya perubahan kondisi luka dan status klien.

Referensi :

Bobak, K. Jensen, 2005, Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC

Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.

Depkes RI. 2000. Keperawatan Dasar Ruangan Jakarta.

PERAWATAN DEKUBITUS


By. THE BANG'ZT


1. Pengertian :
Perawatan luka yang terjadi karena tekanan yang terus menerus pada bagian-bagian tubuh sehingga sirkulasi darah ke daerah tersebut terganggu dan mengakibatkan nekrose jaringan tubuh.
2. Penyebab Dekubitus
a. Tekanan yang lama/terus menerus pada posisi yang sama
b. Iritasi jaringan tubuh yang disebabkan oleh feces urine atau keringat
c. Kain alas tempat tidur yang tidak licin.
3. Tujuan :
a. Merangsang peredaran darah
b. Memberikan perasaan nyaman pada penderita
c. Mempercepat penyembuhan luka
4. Persiapan alat :
a. Baskom
b. Sabun
c. Air
d. Agen pembersih atau agen topical yang diresepkan
e. Balutan yang dipasankan
f. Pelindung kulit
g. Lidi waten
h. Plester hipoalergik atau balutan adesif (hipalik)
i. Sarung tangan
j. Alat pengukur luka (tidak menjadi keharusan)
5. Prosedur pelaksanaan
a. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
Mengurangi transmisi patogen yang berasal dari darah. Sarung tangan harus digunakan saat memegang bahan-bahan berair dari cairan tubuh
b. Tutup pintu ruangan atau gorden tempat tidur. Mempertahankan privasi klien.
c. Baringkan klien dengan nyaman dengan area luka dekubitus dan kulit sekitar mudah dilihat. Area dapat di akses untuk membersihkan luka dan kulit sekitar
d. Kaji luka dekubitus dan kulit sekitar untuk menentukan derajat luka kondisi kulit dapat mengindikasikan kerusakan jaringan progresif. Perhatikan warna, kelembaban dan penampilan kulit sekitar luka kelembaban terus menerus menyebabkan maserasi.
e. Ukur diameter luka yang dapat di gunakan. Memberikan suatu pengukuran obyektif ukuran luka. Dapat menentukan tipe balutan yang dipilih : area permukaan panjang dan lebar.
f. Ukur kedalaman luka dekubitus denganmenggunakan aplikator berujung kapas atau alat lain yang memungkinkan pengukuran kedalaman luka pengukuran kedalaman adalah penting untuk menentukan volume luka meskipun permukaan area sangat adekuat menunjukan kehilangan jaringan pada ulkus derajat satu dan dua, volume lebih adekuat menunjukan kehilangan jaringan pada luka dengan derajat lebih dalam 3 sampai 4.
g. Ukur kedalaman lubang kulit dengan nekrosis jaringan. Gunakan aplikator berujung kapas steril dan dengan lembut tekantepi luka. Lubang menunjukan kehilangan jaringan dibawahnya lebih besar dari kulit. Lubang mengidikasikan nekrosis jaringan progresif.
h. Cuci kulit sekitar luka dengan lembut dengan air hangat dan sabun. Cuci secara menyeluruh dengan air. Pembersihan permukaankulit mengurangi jumlah bakteri yang menetap. Sabun dapat mengiritasi kulit.
i. Dengan perlahan keringkan kulit secara menyeluruh dengan menekan-nekankan dengan handuk Kelembabaan tererus menerus menyebabakan maserasi lapisan kulit
j. Gunakan sarung tangan steril Teknik aseptic harus dipertahankan membersihkan, mengukur dan memasang balutan (periksa kebijakan institusional mengenai menggunaan sarung tanagn bersih atau steril)
k. Bersihkan luka secara menyerluruh dengan cairan normal salin atau agen pembersih. Menghilangkan debris yang terkelupas dari luka. Sebelumnya dibutuhkan perendaman dengan enzim untuk pengakatan.
l. Gunakan semprit irigasi untuk luka yang dalam
Gunakan agen topikal bila diresepkan :
Enzim-enzim :
1) Pertahan sarung tangan steril oleskan sejumlah kecil salep enzim pada telapak tangan
2) Tidak memerlukan salep yang terlalu banyak. Lapisan yang tipis mengabsorbsi dan kerja lebih efektif. Kelebihan obat dapat mengiritasi kulit sekitarnya. Gunakan hanya pada area yang nekrotik
3) Ratakan obat dengan menggosok telapak tangan kuat-kuat
Membuat salep lebih mudah dioleskan pada luka
4) Oleskan salep dengan tipis secara merata diatas luka nekrotik. Jangan oleskan enzim pada kulit sekitar luka. Penyebaran salep yang tepat menjamin kerja yang efektif. Enzim dapat menyebabkan luka bakar, parestesia dan dermatitis pada kulit sekitar
5) Basahi kasa balutan dengan cairan garam faal dan tempelkan langsung pada luka. Melindungi luka, mempertahankan permukaan lembab mengurangi waktu yang diperlukan untuk penyembuhan. Sel kulit secara normal hidup dalam lingkungan yang lembab
m. Tutup kasa yang basah dengan satu lapis kasa kering dan dan plester dengan baik mencegah bakteri masuk kedalam balutan yang lembab.
Atiseptik :
Luka dalam : berikan salep antiseptik pada tangan dengan sarung tangan dominan dan oleskan secara merata salep disekitar luka (hindari penyebaran kontaminasi bila area terinfeksi).
Salep antiseptik menyebabkan iritasi jaringan minimal. Semua permukaan luka harus tertutup untuk mengontrol pertumbuhan bakteri secara efektif.
n. Pasang bantalan kasa steril diatas luka dan plester dengan kuat
o. Melindungi luka dan mencegah hilangnya salep selama berbalik atau merubah posisi.
Agen hidrogel :
Tutup permukaan luka dengan hidrogel menggunakan aplikator steril atau sarung tangan.
Mempertahankan lembabapan luka sambil mengabsorbsi kelebihan drainage. Mungkin digunakan sebagai karier untuk agen topikal
p. Pasang kasa kering yang halus diatas gel untuk menutupi luka dengan sempurna menahan hidrogel diatas permukaan luka adalah absorben.
Kalsium alginat :
Bungkus luka dengan alginat menggunakan aplikator atau sarung tangan. Mempertahankan kelembaban luka saat mengabsorbsi kelembaban drainage
q. Gunakan kasa kering yang halus atau hidrokoloid diatas alginat. Mempertahankan alginat diatas permukaan luka.
r. Ubah posisi klien dengan nyaman tidak pada luka dekubitus. Menghindari lepasnya balutan tanpa disengaja
s. Lepaskan sarung tangan dan bereskan peralatan yang basah, cuci tangan mencegah tranmisi mikroorganisme
t. Catat penampilan luka dan perawatan (tipe agen topikal yang digunakan, balutan yang diginakan dan respon klien pada catatan perawatan). Observasi dasar dan insfeksi berikutnya menunjukan kemajuan penyembuhan mencatat perawatan.
u. Dokumentasi adanya penyimpangan penampilan luka
Penyimpangan kondisi dapat mengindikasikan kebutuhan untuk terapi tambahan.

Referensi :

Bobak, K. Jensen, 2005, Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC

Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.

Depkes RI. 2000. Keperawatan Dasar Ruangan Jakarta.

Engenderhealt. 2000. Infection Prevention, New York.

JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir Jakarta. Pusdiknakes.

JNPK_KR.2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.